Tetap di Jalur yang Sama Saat Melintasi Terowongan

Written By Imam Muarifin on Minggu, 10 Januari 2010 | 11.27

Berkendara di belakang Motor, mobil bahkan bus kota atau transportasi lain seringkali terasa kurang nyaman. Apalagi bila laju kendaraan lain di depan kita sangat lambat, sementara kita sedang bergegas. Maka, kita dan setiap pengendara diperbolehkan mendahului kendaraan yang berada di depan setelah melihat situasi aman. Jangan lupa membunyikan klakson atau nyalakan lampu sign kanan terlebih dahulu. Bila memungkinkan, silakan pindah jalur sambil menambah kecepatan untuk mendahului kendaraan yang berada di depan.

Namun, hati-hati bila melintasi terowongan. Tahan dulu, dan tetaplah berada di jalur yang sama meskipun kendaraan di depan berjalan lambat.

Begitulah perwujudan prinsip berkendara yang aman dan nyaman, bahwa seluruh pengguna jalan harus “visible/heard by others”. Berhubung pencahayaan terowongan kurang terang bila dibandingkan jalur biasa, potensi terjadinya senggolan atau benturan akan sangat besar bila ada pengendara pindah jalur dan menyalip saat berkendara di terowongan. Itu sebabnya, saat memasuki terowongan, pengendara juga disarankan menyalakan lampu besar (tapi bukan lampu senja/ kecil) sehingga pengendara lain mudah melihat posisi dan pergerakan kendaraan kita.

Beberapa meter dari terowongan pun tidak disarankan pindah jalur dan mendahului. Coba saja selepas terowongan Anda menengok ke belakang melalui kaca spion, pengendara akan sulit memonitor pergerakan kendaraan-kendaraan yang berada di belakang karena terowongan tampak agak gelap. Sekitar 10-20 meter setelah keluar dari terowongan, barulah lakukan manuver.

Cara berkendara seperti di atas jauh lebih aman dan tidak mengancam keselamatan sesama pengguna jalan.

Salam Safety Riding VIAR.